Dalam
perencanaan program yang terpenting adalah menyangkut proses perencaaan (process of planning). Proses perencaan
merupakah langkah-langkah dalam menyusun rencana. Untuk bidang kesehatan,
langkah pertama yang harus dilakukan adalah menetapkan proritas masalah.
Definisi masalah adalah kesenjagan antara apa yang ditemukan (what is) dengan apa yang semestinya (what should be) atau harapan.1,2
Ditinjau
dari sudut pandang pelaksanaan program kesehatan, penetapan prioritas masalah
ini
dipandang sangat penting. Sedikitnya ada dua alasan yang ditemukan. Pertama,
karena terbatasnya sumber daya yang tersedia, sehingga tidak mungkin semua
masalah akan diselesaikan. Kedua, karena ada hubungan antara satu masalah
dengan masalah lainnya, dan karena itu tidak perlu semua masalah diselesaikan.1,2
Cara
menetapakann prioritas masalah banyak macamnya. Sebagian lebih mengutamakan
intuisi dan sebagian lain mengutamakan petunjuk atasan. Cara penetapan proritas masalah seperti ini tidak diancurkan.
Cara menetapkan proritas masalah yang dianjurkan adalah memakai teknik kajian
data. Untuk menetapkan masalah dengan kajian data ada beberapa kegiatan yang
harus dilakukan. Kegiatan yang dimasud diantaranya adalah.
Melakukan
pengumpulan data
Kegiatan pertama yang harus dilakukan adalah
pengumpulan data. Data yang dimaksud adalah hasil dari suatu pengukuran dan
atau pengamatan. Agar data yang dikumpulkan tersebut dapat menghasilkan
kesimpulan tentang prioritas masalah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
yakni:
a. Jenis
data
Jenis
data yang harus dikumpulkan banyak macamnya. Blum (1976) membedatakan data
kesehatan atas 4 macam yakni data tentang perilaku (behaviour), lingkungan (environment),
pelayanan kesehatan (health service),
dan keturunan (heredity). Jadi,
pendoman pengumpulan data adalah 4 faktor tersebut.1
Tetapi,
apabilah waktu, tenaga, sarana dan dana cukup tersedia, maka sebaiknya data
yang kumpulkan lebih lengkap. Data lengkap yang dimaksud adalah:
-
Keadaan geografis
Yang
termasuk dalam data geografis antara lain luas wilayah dan batas-batas wilayah,
keadaan tanah, keadaan iklim dan cuaca, keadaan flora dan fauna. Peranan data
geografis sangat penting dalam memberikan arahan tentang ada atau tidaknya
duatu masalah kesehatan. Jika daerah tersebut banyak rawa misalnya, mungkin
saja penyakit malaria banyak ditemukan.1
Data
keadaan geografis juga bermanfaat menetapkan prioritas jalan keluar. Jika
keadaan georrafis tidak menguntungkan, misalnya jika tidak ada sarana
transportasi, perlu dipertimbangkan pelayanan kesehatan yang bersifat mobile.1
Di
Puskesmas data georafis yang diperlukan diantaranya luas wilayah, jumlah
desa/dusun, jarak desa dengan puskesmas, dan waktu tempuh ke puskesmas. Data
seperti ini dapat diperoleh di kantor Kelurahan/Desa atau kantor Kecamantan.2
-
Pemerintahan
Data
yang oerlu dikumpulkan disini antara lain tentang bentuk pemerintahan,
peraturan perundang-undangan yang berlaku, anggaran pendapatan dan belanja
kesehatan, serta mekanisme dan proses pegambilan keputusan. Kesemua data ini
penting artinya pada waktu penyusunan rencana, terutama pada waktu merumuskan
prioritas jalan keluar.1 Sebagai contoh, pada saat ini (sejak 1
Januari 2014) telah diberlakukan undang-undang Jaminan Kesehatan Nasional yang
mengatur pendanaan puskesmas berdasarkan kapitasi dan langsung diserahkan ke
puskesmas, hal ini berbeda dengan peraturan sebelumnya dimana dana puskesmas
didapat dari berbagai sumber terutama dari anggaran belanja pemeritah
daerah/kota. Peraturan seperti ini berpengaruh pada proses pencairan dana dan
syarat-syarat pencairan dana.
-
Kependudukan
Data
kependudukan yang diperlukan antara lain jumlah penduduk, penyebaran (umur,
jenis kelamin dan georafis), angka pertambahan dan angka kelahiran penduduk.
Peranan data kependudukan bukan saja penting dalam menetapkan masalah
kesehatan, tetapi juga dalam menyusun cara untuk mengatasi masalah kesehatan
tersebut.1,2
-
Pendidikan
Kumpulan
tetang data pendidikan, yang meliputi tingkat pendidikan serta fasilitas serta
fasilitas pendidikan yang tersedia. Sama halnya dengan kependudukan, peranan
data pendidikan ini juga penting dalam menetapakan masalah dan cara
menyelesaikan masalah kesehatan. Dalam Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas
data pendidikan dikumpulkan lebih lengkap yang dapat diperoleh dari dinas
pendidikan setempat, mencakup jenis sekolah yang ada, jumlah siswa, klasifikasi
sekolah UKS, jumlah dokter kecil, jumlah guru UKS, dan lain-lain.1,2
-
Pekerjaan dan mata pencarian
Data
lain yang perlu dikumpukan adalah tentang pekerjaan dan mata pencarian penduduk
selengkap yang bisa dikumpulkan.1,2
-
Keadaan sosial budaya
Data
tentang sosial budaya yang meliputi pandangan, kebiasaan, larangan, da anjuran
yang ada kaitannya dengan bidang kesehatan. Kesemua data ini mempunyai peranan
yang amat penting dalam membantu menetapkan masalah dan jalan keluar mengatasi
masalah kesehatan tersebut.1,2
-
Kesehatan
Data
terakhir yang perlu dikumpulkan adalah tentang keadaan kesehatan penduduk.
Secara umum data kesehatan dapat dibedakan atas tiga macam yakni:1,2
o
Data yang menunjukkan status kesehatan
penduduk, seperti angka kematian (umum, bayi, ibu dan penyakit tertentu),
angaka harapan hidup rata-rata, angka penyakit dan sebagainya yang sejenis.
o
Data yang menunjukkan keadaan kesehatan
lingkungan pemukiman seperti persentase penduduk yang mempunyai sumbber air bersih, mempunyai
jamban, mempunyai rumah sehat, dan lain sebagainya yang sejenis.
o
Data yang menunjukkan fasilitas dan
pelayanan kesehatan, seperti rasio penduduk atau sarana kesehatan, jumlah
dokter, jumlah paramedis, jumlah kunjungan, luas cakupan, jumlah dan pemakaian
tempat tidur dan lain sebagainya yang sejenis.
b. Sumber
data
Apabilah
jenis data yang akan dikumpulkan telah ditetapkan, lanjutkan penetapan sumber
data yang akan digunakan. Terdapat tiga sumber data yang dikenal yakni seumber
primer, sumber sekunder, dan sumber tersier. Contoh sumber data primer adalah
hasil pemeriksaan atau wawancara langsung dengan masyarakat. Contoh sumber data
sekunder adalah laporan bulanan Puskesmas dan kantor Kecamatan. Sedangkan
sumber data tersier adalah hasil publikasi badan-badan resmi, sperti kantor
Dinas Statistik, Dinas Kesehatan, dan
Kantor Kabupaten. Pilihlah sumber data yang sesuai.1
c. Jumlah
responden
Jika
kemampuan tersedia dengan cukup, kumpulkan data dengan lengkap yaitu mencakup
seluruh penduduk. Dalam praktik sehari-hari, pengumpulan data secara total ini
sulit dilakukan. Lazimnya diambil dari data sebagian penduduk saja (hanya
sampel saja). Karena merepaka survey diskriptif, sampel biasanya ditentukan
dengan rumus sampel sebagai berikut:1
N1 = jumlah sampel awal
N2 = jumlah sampel akhir
p = sifat suatu keadaan dalam % (jika tidak tahu dianggap 50%)
q = 100% - p
L =
derajat ketepatan yang digunakan (0,005)
N = Jumlah penduduk
d. Cara
mengambil sampel
Jika
jumlah sampel telah ditentukan, lanjutkan dengan menetapkan cara pengambilan
sampel. Terdapa empat cara pegambilan sampel yang dikenal yaitu, simple random sampling, sistemaic random
sampling, stratified random sampling, dan cluster random sampling. Pilihlah
yang sesuai.1
e. Cara
pengumpulan data
Cara
pengumpulan data ada emapat macam yakni wawancara, pemeriksaan, pengamatan
(observasi) serta peranserta (partisipasi). Piihlah cara pengumpulan data yang
sesuai.1
2.
Melakukan
pengolahan data
Kegiatan kedua yang harus dilakuakn ialah mengolah
data yang telah dikumpulkan. Pengolahan data yang dimaksud adalah menyusun data
yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-sifat yag dimilikinya.1
3.
Mekakukan
penyajian data
Ketiga kegiatan yang harus dilakukan adalah
meyajikan data yang telah diolah. Ada tiga macam cara penyajian data yang lazim
dipergunakan yakni secara tekstual, tabual, dan grafikal.1
4. Memilih
prioritas masalah
Hasil penyajian data akan menampilkan berbagai
masalah. Apakah berbagai masalah ini perlu diselesaikan. Tidak perlu. Pertama
karena anatr masalah terdapat keterkaitan. Yang perlu dilakukan hanya
menyelesaikan masalah pokok saja. Masalah lainya akan selesai secara
sendirinya. Kedua, karena kemampuan yang dimiliki oleh organisasi sealalu
bersifat terbatas. Dalam keadaan seperti ini, lanjutkan kegiatan dengan memilih
prioritas masalah.m untuk ini banyak cara pemilihan yang digunakan. Cara yang
dianjurkan adalah memakai kriteria yang dituangkan dalam bentuk matriks.
Dikenal dengan teknik kriteria matriks (criteria
matrix tecnique).1
Kriteria yang dapat dipergunakan banyak macamnya.
Secara umum dpat dibedakan atas tiga macam:1
a. Pentingnya
masalah
Makin
penting (importancy) masalah
tersebut, makin diprioritaskan penyelesaiannya. Ukuran pentingnya masalah
banyak macamnya. Beberapa diataranya yang penting adalah:
-
Besarnya masalah (prevalance)
-
Akibat yang ditimbulkan oleh masalah (severity)
-
Kenaikan besarnya masakah (rate of increase)
-
Dereajat keinginan masyarakat yang tidak
terpenuhi (degree of unmeet need)
-
Keuntungan sosial karena selesaiya
masalah (social benefit)
-
Rasa prihatin masyarakat terhadap
masalah (public concern)
-
Suasana politik (political climate)
b. Kelayakan
teknologi
Makin
layak teknologi yang tersedia dan dapat dipakai untuk mengatasi masalah (tecknical feasibility), makin
diprioritskan masalah tersebut. Kelayakan teknologi yang dimaksudkan disini
adalah menunjukkan pada penggunaan ilmu dan teknologi yang sesuai.
c. Sumber
daya yang tersedia
Makin tersedia
sumber daya yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah (resources avaibility) makin diprioritaskan masalah tersebut. Sumber
daya yang dimaksud adalah menunjuk pada
tenaga (man), dana (money), dan sarana (materia).
Contoh kriteria matriks yang digunakan
di Puskesmas adalah formula USG yaitu tingkat Urgensi (U/urgency),tingkat perkembangan (G/growth), dan tingkat keseriusan (S/seriousness). Masing-masing kriteria ditetapkan nilainya 1-5. Nilai
semakin besar jika tingkat urgensinya sangat mendesak, aatau tingkat
perkembangan dan tingkat keseriusan semakin memprihatinkan apabilah tidak
diatasi. Prioritas masalah dirutkan berdasarkan hasil perkalian yang paling
besar dari ketiga hal tersebut dan disusun dalam bentuk matriks.2
Kriteria
|
Masalah
|
||
Masalah 1
|
Masalah 2
|
Masalah 3
|
|
Tingkat urgensi (U)
|
|
|
|
Tingkat keseriusan (S)
|
|
|
|
Tingkat perkembangan (G)
|
|
|
|
UxSxG
|
|
|
|
Kemungkinan
penyebab masalah ini dapat berasal dari input (sumber daya) seperti; jenis dan
jumlah alat, obat, tenaga dan prosedur manajemn kerja, dan dana. Proses
(pelaksana kegiatan) sepeti; frekuensi kerja, kepatuhan pelayanan medis dan non
medis. Dan yang terakhir lingkungan. Dalam diagram kategori yang dimasukkan
antara lain tenaga (man), dana (money), sarana (material), dan metode (methode).2
Langkah-langkah
membuat diagram fishbone sebagai
berikut:2
1. Tuliskan
masalah pada kepala ikan 2. Buat garis horizontal dengan anak panah menunjuk ke arah kepala ikan
3. Tetapkan kategori utama dari penyebab
4. Buat garis dengan anak panah menunjuk ke garis horizontal
5. Lakukan brainstorming (curah pendapat) dan fokus pada masing-masing kategori
6. Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama lakukan untuk kategori utama lainnya
7. Untuk masing-masing kemungkinan penyebab, cuba membuat daftar sub penyebab dan letakkan pada cabang yang lebih kecil
8. Setelah semua ide/pendapat dicatat, lakukan klarifikasi (data) untuk menghilangkan duplikasi, ketidaksesuaian dengan masalah, dan lain-lain.
Daftar Pustaka
1. Azwar,
Azrul. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi 3. Tanggerang: Binarupa
Aksara. (Hal. 202-208)
2. Direktorat
Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI. 2006. Pedoman
Perencanaan Tingkat Puskesmas. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.( hal. 11-25)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar