Palembang, kota Metropolis, dengan penduduk kurang lebih 1,5 juta jiwa harus menanggung bencana asap. Bukan satu hari dua hari, tapi berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Sangat berbahaya bagi kesehatan kita. Entahlah kami rakyat semakin bingung, sebenarnya ini cobaan dari Allah atau bencanakah atau pembiaran olah penguasa demi segunung rupiah untuk memuaskan dahaga kerakusan mereka. Semua diam, kedatangan orang nomor satu di negeri ini pun seolah-olah tiada artinya. Ya, kedatangannya hanya utuk menghiasi headline media massa dengan segala kebodohan seorang pemimpin. Dikala orang-orang kesehatan ingin mendidik masyarakat berhati-hati terhadap asap, ia malah masuk ke sumber asap tanda alat pelindungan diri yang memadai (tanpa masker) padahal masker biasapun tidak aman bagi penghirup asap itu, masker yang dianjurkan adalah masker khusus (masker N95). Kukira hanya ingin eksis dia, semacam ABG, ada-ada saja.
Pemerintah daerahnya, entah pergi kemana. Spertinya mereka lebih senang melihat rakyat harus langsung menghirup asap ketika keluar pagi-pagi. Yang penting tumpukan rupiah ada di kamar tidur mereka. Mereka tidur berbantalkan uang diatas penderitian rakyat. Aaaa... sudahlah. Semoga prasangka-prasangka ini bukanlah kenyataan dan saya mohon ampun atas prasangka-prasangka itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar